Selamat Datang di Jiwapembelajar.blogspot.com


Jumat, 20 Januari 2012

Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada sutatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air mukan yang ruwet. Tamu itu, memang seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak hannya mendengarkan dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknnya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya...?", ujar Pak Tua itu.

'Asin, bahkan sampai terasa pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hitan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua tersebut lalu kembali menaburkan segenggan garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketengan telaga itu. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".
"Segar", sahut tamunya. "Apakah kamu merasa garam di dalam air itu?", tanya Pak TUa lagi. "Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasihat. "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar dari hal itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu kembali menyimpan 'segenggam garam' untuk anak muda lain yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa

Kamis, 22 Desember 2011

Batu Besar




Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri di depan kelas dan berkata, " Ok, sekarang waktunya untuk kuiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di atas meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada para mahasiswa, " Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"

Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"

Dosen bertanya kembali, "Sungguh demikian?" Kemudian dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu hingga kerikil-kerikil itu turin ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab,"Mungkin tidak."

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"

"Belum!" sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya. " Tahukah kalian apakah maksud ilustrasi ini?"

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

"Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya." Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila Anda tidak memasukkan "batu besar" terlebih dahulu, maka Anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup Anda? Anak-anak anda; Pasangan Anda; Pendidikan Anda; Hal-hal yang penting dalam hidup Anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan Anda; Teman Anda; atau semua yang berharga.

Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau Anda akan kehilangan semuanya.
Bila Anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup Anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian Anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya Anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri Anda sendiri: " Apakah "Batu Besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali.

Minggu, 27 November 2011

Menggapai Bahagia


"Tempat untuk berbahagia itu ada di
sini. Waktu untuk berbahagia itu kini.
Cara untuk berbahagia ialah dengan
membuat orang lain berbahagia"
-- Robert G. Ingersoll

Apakah saat ini kamu merasa bahagia?

Di mana letak kebahagiaan kamu sesungguhnya? Apakah ada pada moleknya tubuh? Jelitanya rupa? Tumpukan harta? Atau barangkali punya mobil mewah & tingginya jabatan?

Jika itu semua sudah kamu dapatkan,apakah kamu bisa memastikan bahwa kamu akan bahagia?
Hari ini saya akan mengajak kamu untuk melihat, kalau limpahan harta tidak selalu mengantarkan pada kebahagiaan.
Dan ini kisah nyata...

Ada delapan orang miliuner yang memiliki nasib kurang menyenangkan di akhir hidupnya. Tahun 1923, para miliuner berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu,
mereka adalah kumpulan orang-orang yang sangat sukses di zamannya.

Namun, tengoklah nasib tragis mereka 25 tahun sesudahnya! Saya akan menyebutnya satu persatu :

=> Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel, perusahaan besi baja ternama waktu itu. Dia mengalami kebangkrutan total, hingga harus berhutang untuk membiayai  5 tahun hidupnya sebelum meninggal.

=> Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Pria ini harus menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing.

=> Jesse Livermore (raja saham "The Great Bear" di Wall Street), Ivar Krueger (CEO perusahaan hak cipta), Leon Fraser (Chairman of Bank of International Settlement), ketiganya memilih mati bunuh diri.

=> Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di Amerika Utara. Hupson sakit jiwa dan meninggal di rumah sakit jiwa.

=> Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung  terbesar di dunia, meninggal di negeri orang lain.

=> Albert Fall, anggota kabinet presiden Amerika Serikat, meninggal di rumahnya ketika baru saja keluar dari penjara.

Kisah di atas merupakan bukti, bahwa kekayaan yang melimpah bukan jaminan akhir kehidupan yang bahagia!

Kebahagiaan memang menjadi faktor yang begitu didambakan bagi semua orang.

Hampir segala tujuan muaranya ada pada kebahagiaan. Kebanyakan orang baru bisa
merasakan "hidup" jika sudah menemukan kebahagiaan.

Pertanyaannya, di mana kita bisa mencari kebahagiaan?

Apakah di pusat pertokoan? Salon kecantikan yang mahal? Restoran mewah? Di Hawaii? di Paris? atau di mana?

Sesungguhnya, kebahagiaan itu tidak perlu dicari kemana-mana... karena ia ada di hati setiap manusia.

Carilah kebahagiaan dalam hatimu!
Telusuri 'rasa' itu dalam kalbumu!
Percayalah, ia tak akan lari kemana-mana...

Hari ini saya akan berbagi tips bagaimana kita sesungguhnya bisa mendapatkan kebahagiaan "setiap hari".

Berikut adalah tips yang bisa kamu lakukan:

1. Mulailah Berbagi!

Ciptakan suasana bahagia dengan cara berbagi dengan orang lain. Dengan cara berbagi akan menjadikan hidup kita terasa lebih berarti.

2. Bebaskan hati dari rasa benci, bebaskan pikiran dari segala kekhawatiran.

Menyimpan rasa benci, marah atau dengki hanya akan membuat hati merasa tidak
nyaman dan tersiksa.

3. Murahlah dalam memaafkan!

Jika ada orang yang menyakiti, jangan balik memaki-maki. Mendingan berteriak "Hey! Kamu sudah saya maafkan!!".

Dengan memiliki sikap demikian, hati kita akan menjadi lebih tenang, dan amarah kita bisa hilang. Tidak percaya? Coba saja! Saya sering melakukannya. :-)

4. Lakukan sesuatu yang bermakna.

Hidup di dunia ini hanya sementara. Lebih baik kamu gunakan setiap waktu dan kesempatan yang ada untuk melakukan hal-hal yang bermakna, untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain.

Dengan cara seperti ini maka kebahagiaan kamu akan bertambah dan terus bertambah.

5. Dan yang terakhir, kamu jangan terlalu banyak berharap pada orang lain, nanti kamu akan kecewa!

Ingat, kebahagiaan merupakan tanggung jawab masing-masing, bukan tanggung jawab teman, keluarga, kekasih, atau orang lain.

Lebih baik kita perbanyak harap hanya kepada Yang Maha Kasih dan Kaya.

Karena Dia-lah yang menciptakan kita, dan Dia-lah yang menciptakan segala 'rasa', termasuk rasa bahagia yang selalu kamu inginkan. ^_^'

Senin, 31 Oktober 2011

8 Kunci Sukses

Selamat malam sobat ! Berikut ini sekedar sharing ilmu pengetahuan yang saya peroleh dari buku Quantum Teaching. Di buku tersebut dijelaskan bahwa untuk meraih sukses ada 8 kiat yang harus di tempuh oleh seseorang. Ternyata 8 kunci sukses ini jugalah yang menghantarkan murid-murid saya kembali "sadar" pada apa yang harus dilakukan ketika mereka sudah hampir putus asa mengerjakan soal-soal yang saya berikan.
Baiklah berikut ini adalah 8 kunci sukses yang saya maksud:
1. Integritas ( Kejujuran)
Tidak dapat dipungkiri bahwa kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Jadi jika sobat ingin benar-benar sukses maka kunci pertama ini harus selalu dipraktekkan setiap saat. Integritas di sini mencakup pula sampai dimana kemampuan dan kelemahan kita dalam melakukan sesuatu. Menyadari kelemahan dan kelebihan pribadi tentu merupakan hal yang paling utama untuk menuju sukses bukan?
2. Kegagalan AWAL dari KEBERHASILAN
Ya... banyak sekali orang yang sudah berhasil dimulai dari langkah gagal dan gagal. Namun jika kita menyadari bahwa dari kegagalan itulah sebenarnya pengalaman dan strategi kita akan bertambah matang. Pribadi kita pun juga akan menjadi seorang yang tahan uji terhadap cobaan. Tentu saya sangat setuju jika jiwa pembelajar sejati haruslah memiliki karakter tahan uji terhadap segala macam cobaan.
3. Bicaralah dengan NIAT BAIK
Nah.... inilah senjata ampuh dan menjadi jimat saya ketika mengatasi siswa yang memerlukan bimbingan. Khususnya terhadap siswa yang sering bicara dengan nada negatif. ( Contoh: saya tidak bisa Pak.) Dengan menyadarkan kembali pola pikir bahwa ternyata ucapan seseorang juga mempengaruhi nasib seorang tersebut, maka bicara dengan niat baik ini menjadi kunci sukses yang ketiga yang wajib dikuasai. Seperti kata pepatah Mulutmu harimaumu.
4. Hidup di saat ini
Ya... kita harus hidup di saat ini. Bukan di masa lalu ataupun masa depan. Yang artinya gunakan waktu saati ini juga untuk berkarya, bekerja, dan berdoa untuk mencapai kesuksesan. Konsentrasi, konsentrasi, dan konsentrasi pada apa yang ada saat ini. Jika kau berada pada pagi hari, janganlah cepat-cepat mengharap sore hari. Jika kau berada pada sore hari jangan pula mengharapkan cepat pagi hari. Gunakan waktu saat ini untuk berkarya. Namun ingat akhirat juga lho Bro....
5. Komitmen
Apa jadinya jika rencana dan kegiatan kita dkerjakan tanpa adanya niatan yang kuat untuk melaksanakan rencana tersebut. Tentu saja akan jauh dari harapan bukan?! Untuk itu kunci istiqomah (komitmen) ini harus mutlak dilakukan dengan super sungguh-sungguh untuk sukses yang sebenarnya.
6. Tanggung Jawab
Setelah apa yang sudah kita rancanakan berhasil kita kerjakan maka selama dalam proses itu sikap tanggung jawab benar-banar  menjadi kunci yang harus dipegang dengan sungguh.
7. Bersikap Luwes / Terbuka
Begitu banyaknya perubahan dan inovasi yang berkembang saat ini. Kadangkala kita harus sampai menyisihkan banyak waktu untuk mengikuti zaman yang serba modern seperti saat ini. Apa jadinya jika kita masih acuh terhadap segala bentuk perubahan. Terutama perubahan yang saya maksud tidak hanya pada lingkungan di sekitar diri. Namun sebenarnya perubahan pola pikirlah yang menjadi akar utama mengapa kita harus berubah. Yaitu menstransformasikan diri ke arah yang lebih baik.
8. Keseimbangan
Nah, inilah hal super mutlak bagi jiwa pembelajar dan jiwa sukses yang harus dikuasai. Point 1 sampai 7 tadi tidak akan berarti apa-apa jika kita dalam pelaksanaannya tidak seimbang. Ingat, antara lahir vs batin, dunia vs akhirat, kesehatan, bahkan sampai makan pun harus seimbang bukan?
Demikianlah sobatku sekalian, mudah-mudahan sekelumit artikel ini bermanfaat. Salam Sukses!!!!!!

Sabtu, 29 Oktober 2011

Memahami Konsep Luas Bangun Datar

Nah, kita ini kan guru, guru harus cerdas duluan sebelum mencerdaskan anak buahnya, Yuk, kita belajar bersama-sama tentang materi materi ajar kita. Pertamax , kita aka pelajari tentang luas Bangun Datar, sebelum kita mengarak ke hitung-menghitung Luas Bangun Darat, kita harus kenalkan dulu konsep pengenalannya. Sungguh ironis sekali jika kita menyuguhkan semua rumus yang dikemas kedalam tabel, kemudian memerintahkan kepada mereka untuk , menghapal semua rumus dalam satu waktu. Jika demikaian mereka bukan akan menjadi sesorang yang "memahami" namun lebih tepatnya adalah sebagai "mesin penghapal"

Menurut teori yang di kemukakan oleh Bruner, Tidak hanya tingkat kedalaman konsep yang diberikan pada siswa tetapi harus disesuaikan dengan tingkat kemampuannya, cara penyampaian materi pun demikian pula. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental siswa dan bagaimana pengajaran yang harus dilakukan sesuai dengan tahap-tahap.

Sebelum membahas mengenai kegiatan yang kita lakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa, ada baiknya kita tau bagaimana sih penerapan yang dikemukakan oleh Bruner dalam pembelajaran matematika usia Sekolah Dasar ? Berikut ini penjelasannya :

Aplikasi Teori Bruner Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Penerapan teori belajar Bruner dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan:
1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan.
Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat, sedangkan bukan contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima atau lingkaran.
2. Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.
Misalnya berikan pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut ini ” apakah nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan?
3. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut?


Sebagai pengantar dalam memahami konsep luas, dapat dimulai dengan kegiatan berikut.
a. Menutup benda yang memiliki permukaan datar (misalnya meja) dengan berbagai bangun datar yang lebih kecil sebagai satuan luas, Misalnya lihat gambar dibawah ini :


Kemudian hitunglah banyaknya satuan luas penutupnya. Hasil hitungan tersebut merupakan luas daerah yang diukur dengan satuan yang tidak baku.
Setelah itu lanjutkan dengan benda yang memiliki permukaan datar lainnya, misalnya papan tulis dan sebagainya.

Catatan:

Meskipun hasil ini belum menunjukkan luas secara tepat tetapi cukup untuk mengantarkan siswa menuju pengertian luas yang sebenarnya.

b. Menggambar bangun datar kemudian ditutup dengan gambar bangun datar yang lain yang lebih kecil sebagai satuan luas, misal seperti pada Gambar berikut.


Kemudian hitunglah banyaknya satuan luas penutupnya. Hasil hitungan tersebut merupakan luas daerah yang diukur dengan satuan yang tidak baku.
Setelah itu lanjutkan dengan bangun datar lainnya, misalnya jajargenjang, segitiga dan sebagainya.

c. Setelah itu buatlah tabel seperti di bawah ini untuk mempermudah pemahaman mengenai pemahaman mengenai luas.


Dari Tabel 2.1 di atas, maka akan terlihat bahwa ’persegi’ merupakan satuan yang paling mudah dibayangkan dan menutup secara rapat.

Dalam pembicaraan selanjutnya, kita tidak mesti mencantumkan satuan luas yang sudah baku seperti cm^2, m^2 dan sebagainya, tetapi satu persegi satuan secara umum.
Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat menyimpulkan bahwa luas bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang dapat digunakan untuk menutup (secara rapat) daerah tersebut.

Demikian untuk persegi, untuk posting selanjunya kita akan membahas konsep bangun datar lain. Sampai Jumpa lagi... ^_^

Semoga Bermanfaat..

ADMIN #1


Resource: )* Dari berbagai sumber.



Sabtu, 01 Oktober 2011

Daftar Isi


Senin, 04 April 2011

Selamat Datang

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Wahai jiwa pembelajar dimanapun Anda berada, tiba saatnya kita lejitkan potensi, menggali informasi, dan tukar pengalaman melalui di Blog ini. Langsung saja, silahkan berikan komentar dan saran yang positif untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Namun tak lupa mari kita sisipkan ilmu Agama di dalamnya. Mudah-mudahan menjadi amal jariyah untuk kita semua. Amin...

Wassalamu 'alaikum. Wr. Wb




 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes